Rabu, Oktober 29, 2025

Akademisi Internasional Bahas Pertumbuhan Hijau Berkeadilan di Jogja

Share

JOGJA – The Yudhoyono Institute (TYI) bekerja sama dengan Stanford University menggelar forum akademik bertajuk Lecture Series yang membahas tema penting: pertumbuhan hijau berkeadilan (Sustainable Growth with Equity), Senin (12/5/2025) di Jogja.

Forum ini menghadirkan para akademisi ternama, pejabat pemerintah, dan kalangan diplomatik guna mencari solusi konkret atas ancaman krisis iklim. Lewat forum ini, TYI berharap dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang bermanfaat bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas dalam menghadapi tantangan global secara komprehensif.

Direktur Eksekutif TYI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan forum ini menjadi wadah sinergi pemikiran lintas sektor demi menjawab tantangan global, khususnya perubahan iklim dan pemanasan global.

“Kami ingin Indonesia menjadi salah satu negara terdepan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, tapi juga berkeadilan,” ujar AHY.

Acara ini menghadirkan dekan dan tiga profesor dari Stanford, termasuk Gita Wirjawan, yang kini juga menjadi dosen di universitas tersebut. Hadir pula para guru besar dari berbagai kampus di Indonesia, diplomat asing, serta para pengambil kebijakan dari eksekutif dan legislatif.

AHY menyatakan, krisis iklim merupakan ancaman nyata yang tak bisa ditangani secara parsial. Dibutuhkan kerja sama strategis, inovasi teknologi, dan dukungan pendanaan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

“Tidak ada negara, sebesar apapun, yang bisa bekerja sendirian. Harus ada terobosan dan kolaborasi lintas batas,” ujarnya.

Sebagai Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Daerah di pemerintahan Prabowo-Gibran, AHY menuturkan pemerintah saat ini sedang mempercepat berbagai agenda penting seperti ketahanan pangan, air bersih, transisi energi, hingga pengembangan industri berkelanjutan.

Ia menjelaskan bagaimana kebijakan yang terintegrasi, seperti pengelolaan irigasi dan pengembangan industri kendaraan listrik, menunjukkan bahwa pembangunan dapat selaras dengan prinsip keadilan sosial dan inovasi.

“Kami tidak bisa jalan sendiri. Tantangan perubahan iklim, ketidakamanan pangan dan energi, hingga kesenjangan digital bersifat global dan mendesak,” jelasnya.

AHY mengajak peserta untuk merenungkan tiga isu mendasar yakni redefinisi pertumbuhan, perluasan dampak teknologi, dan pentingnya tata kelola yang menyambungkan wawasan global dengan aksi lokal. (sef).

Read more

Local News